KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Menurut Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey (1994) teknologi pendidikan dirumuskan dengan berlandaskan lima bidang garapan yaitu :
- Desain,
- Pengembangan,
- Pemanfaatan,
- Pengelolaan, dan
- Penilaian.
Sedangkan menurut Miarso (2011:201) kawasan teknologi pendidikan meliputi :
- Desain,
- Pengembangan,
- Pemanfaatan,
- Pengelolaan,
- Penilaian dan
- penelitian.
A.   Peran (Fungsi) Kawasan
Mengetengahkan sifat taksonomi dari struktur kawasan. Tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk mempermudah komunikasi. (Bloom, 1956 : 10-11)
Pesatnya perubahan dan penyesuaian teknologi menuntut terjadinya alih pengetahuan dari teknologi yang satu kepada yang lain. Tanpa “kemungkinan dapat ditransfer†ini landasan penelitian harus diciptakan kembali untuk setiap teknologi yang baru. Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum akademisi dan para praktisi dapat memecahkan permasalahan penelitian, dan para praktisi bersamadengan para teoritisi dapat mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan meramalkan aplikasi Teknologi Pembelajaran.
B.   Hubungan Antar Kawasan
- Hubungan antar kawasan dapat bersifat tidak linier, dengan kata lain bagaimana kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan ditunjukannya lingkup peneltian dan teori dalam setiap kawasan.
- Hubungan antar kawasan bersifat sinergik. Misalnya : Seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain system pembelajaran dan desain pesan.
- Hubungan kawasan dalam bidang bersifat saling melengkapi, setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan.
C.  Deskripsi Masing-masing Kawasan Teknologi Pendidikan
1)Â Â Â Â Kawasan Desain
Beberapa faktor pemicu kawasan ini adalah :
- Artikel tahun 1954 dari B.F. Skinner “The Science of Learning and the Art of Teaching†disertai teorinya tentang pembelajaran berprogram;
- Buku tahun 1969 dari Herbert Simon “The Science of Artifisial†yang membahas karakteristik umum dari pengetahuan preskriptif tentang desain; dan
- Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resource and Development Center†di Universitas Pittburgh pada tahun 1960an (Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey, 1994:30-31).
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul (Barbara B. Sells, Rita C. Richey, 1994).
Bidang garapan desain meliputi studi mengenai :
a)Â Â Desain sistem pembelajaran, b)Â Â Desain pesan, c)Â Â Strategi pembelajaran dan d)Â Â Karakteristik pemelajar.
Menurut Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey (1994:33-35) defenisi dan deskripsi dari masing-masing daerah liputan tersebut adalah sebagai berikut:
- Desain Sistem Pembelajaran. Desain Sistem Pembelajaran (DSI) adalah prosedur   yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran.
- Desain Pesan. Desain pesan meliputi “perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan†(Grabowski, 1991 : 206). Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima.
- Strategi Pembelajaran. Strategi Pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.
- Karakteristik Pemelajar. Karakteristik pemelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pemelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya.
Kecenderungan dan Permasalahan
Berpusat pada penggunaan desain system pembelajaran yang tradisional, aplikasi teori belajar dalam desain, dan pengaruh teknologi baru pada proses penyusunan desain. Satu masalah yang sangat penting ialah perlunya ada teori yang menghubungkan klasifikasi belajar dengan pemilihan media. Setiap langkah dalam proses desain system pembelajaran dari analisis tugas sampai pada penilaian, kecuali pemilihan media mempunyai dasar landasan teori klasifikasi belajar dan prosedur untuk melaksanakannya.
 2)    Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Teknologi merupakan tenaga penggerak dari kawasan pengembangan, oleh karena itu kita dapat merumuskan berbagai jenis media pembelajaran dan karakteristiknya.
Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat bidang garapan yaitu: teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), teknologi audiovisual, teknologi berazaskan komputer, dan teknologi terpadu. (Barbara B. Sells, Rita C. Richey, 1994).
a)Â Â Teknologi Cetak. Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis dan fotografis.
Karakteristik teknologi cetak/visual yaitu :
- Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang.
- Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif (hanya menerima).
- Keduanya berbentuk visual yang statis.
- Pengembangannya sangat tergantung pada prinsip-prinsip linguistic dan presepsi visual.
- Keduanya berpusat pada pebelajar.
- Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
b)Â Â Teknologi Audiovisual. Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
Karakteristik teknologi audio visual yaitu :
- Bersifat linier
- Menamiplkan visual yang dinamis
- Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang
- Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
- Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif
- Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas pebelajar.
c)Â Â Teknologi berbasis Komputer. Teknologi berbasis computer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor.
Karakteristik teknologi berbasis komputer yaitu :
- Digunakan secara acak atau tidak berurutan, disamping secara linier.
- Dapat disunakan sesuai dengan keinginan pebelajar, maupun menurut cara yang dirancang oleh desainer/pengembang.
- Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, symbol maupun grafis.
- Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan
- Belajar dapat perbusat pada pebelajar dengan tingkat interaktivitas yang tinggi.
d)Â Â Teknologi Terpadu. Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan computer.
Karakteristik teknologi terpadu yaitu :
- Dapat digunakan secara acak atau tidak berurutan, disamping secara linier ;
- Dapat digunakan sesuai dengan keinginan pebelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya ;
- Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistic dalam konteks pengalaman Pabelajar, relevan dengan kondisi Pebelajar, dan dibawah kendali Pebelajar ;
- Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktif diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran ;
- Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan ;
- Bahan belajar menunjukkan interaktivitas pebelajar yang tinggi ;
- Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tamsil dari banyak sumber media.
Kecenderungan dan Permasalahan
Kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual mencakup peningkatan perhatian terhadap desain teks, kerumitan visual serta penggunaan isyarat warna (Berry 1992). Kecenderungan dan permasalahan dalam teknologi komputer dan teknologi terpadu dari kawasan pengembangan terletak pada tantangan mendesain teknologi interaktif, penerapan kontruktivisme dan teori belajar sosial, sistem pakar dan otomisasi peralatan pengembangan, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh.
3)Â Â Â Â Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar dengan bahan dan aktivitas yang tertentu, menyiapkan pemelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pemelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan.
Menurut Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey (1994:50-51) terdapat empat kategori dalam kawasan pemanfaatan yaitu : Pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan), serta kebijakan dan regulasi.
a)Â Â Pemanfaatan Media.
Penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pemelajar. Seorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat memahami media belajar.
b)Â Â Difusi Inovasi.
Proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Tahap awal dalam proses ini ialah membangkitkan kesadaran melalui desiminasi informasi. Proses tersebut meliputi tahap-tahap seperti kesadaran, minat, percobaan dan adopsi.
c)Â Â Implementasi dan Pelembagaan.
Penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan pelembagaan ialah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
d)Â Â Kebijakan dan Regulasi.
Aturan dan tindakan dari masyarakat (atau wakilnya) yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran.
Kecenderungan dan Permasalahan,
Pada umumnya berkisar pada kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan. Masalah lain yang berhubungan dengan kawasan ini ialah bagaimana gerakan restruktursasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber pembelajaran.
4)Â Â Â Â Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari penerapan suatu sistem nilai. Kerumitan dalam mengelolah berbagai macam sumber, personil, usaha desain maupun pegembangan akan semakin meningkat dengan membesarnya usaha dari sebuah sekolah. Terdapat empat kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu : pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi.
- Pengelolaan Proyek. Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan, penjadwalan dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain.
- Pengelolaan Sumber. Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber.
- Pengelolaan Sistem Penyampaian. Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan.
- Pengelolaan Informasi. Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/ pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.
Kecenderungan dan Permasalahan
Kecenderungan terhadap peningkatan dan pengelolaan kualitas dari dunia industri nampaknya akan menyebar ke dunia pendidikan. Jika demikian hal tersebut akan membawa dampak pada kawasan pengelolaan. Mengurangi hal ini akan menjadi tantangan bagi para pengelola untuk menggunakan sumber-sumber yang ada sekarang secara lebih baik.
5)Â Â Â Â Kawasan Penilaian
Penilaian dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu. Penilaian ialah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Penilaian mulai dengan analisis masalah. Ini adalah langkah yang penting dalam pengembangan dan penilaian pembelajaran karena tujuan dan hambatan dijelaskan pada langkah ini. (Barbara B. Sells, Rita C. Richey, 1994).
Dalam kawasan penilaian terdapat empat subkawasan yaitu : Analisis masalah, pengukuran acuan patokan, penilaian formatif dan penilaian sumatif.
a)Â Â Analisis Masalah.
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan infomasi dan pengambilan keputusan.
b)Â Â Pengukuran Acuan-Patokan (PAP).
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pemelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran acuan patokan yang sering berupa tes, juga dapat disebut acuan isi, acuan tujuan, atau acuan kawasan. Sebab, kriteria tentang cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pemelajar telah mencapai tujuan. PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan.
c)Â Â Penilaian Formatif dan Sumatif.
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.
(Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey, 1994:61-63).
Kecenderungan dan Permasalahan
Penilaian kebutuhan dan jenis “Front-end analysis†yang lain semula berorientasi terutama pada perilaku dengan menitikberatkan pada data kinerja dan penjabaran materi/isi jadi bagian-bagian yang lebih kecil. Akan tetapi penekanan pada pengaruh konteks belajar yang sekarang memberi orientasi kognitif kadang-kadang orientasi kontruktivis pada proses penilaian kebutuhan.
Bidang-bidang lain yang penting untuk diperhatikan ialah pengukuran untuk tujuan kognitif tingkatan tinggi, tujuan avektif dan tujuan psikomotor. Penelitian tentang pengukuran acuan-patokan yang berasaskan komputer akan merangsang kawasan ini.
Tessmer (1993) mengusulkan suatu model penilaian formatif yang mengakomodasi suatu pendekatan “Kebutuhan yang berlapisâ€. Pendekatan ini memperhatikan sumber dan hambatan setiap projek dan berusaha menghindari perencanaan lapisan-lapisan penilaian formatif yang berlajur-lajur dengan tidak dapat diselesaikan dalam sebuah projek.
Daftar Pustaka
Miarso, Yusuf  Hadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Miarso, Yusuf Hadi. 2007. Kontribusi Teknologi Pendidikan Dalam Pembangunan Pendidikan [Online] Tersedia: yusufhadi.net/wp…/kontribusi-teknologi-pendidikan dalam.doc [15 September 2010].
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada.
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada
Nasution.1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology.
http://emilbalkis.wordpress.com/tugas/kawasan-dan-bidang-garapan-teknologi-pendidikan/
http://nanangpeye.blogspot.com/2012/06/kawasan-teknologi-pembelajaran.html
https://sites.google.com/site/tirtayasa/kawasan-teknologi-pembelajaran