Ketua APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika & Komputer ) Provinsi Riau Dr. Muhardi, M.Kom dan beberapa orang pengurus mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis Tahap III Gerakan Menuju 100 Smart City di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 12-13 September 2018 yang bertempat di hotel EVO kota Pekanbaru.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Pekanbaru Firmansyah Eka Putra, ST, MT, dalam paparan beliau menyampaikan akan memasang 1.000 CCTv dalam lima tahun ke depan. CCTv tersebut, terang dia, akan dipasang hingga ke pemukiman warga di tiap-tiap kelurahan se-Kota Pekanbaru. “Target kita ke depan, tiap kelurahan ada 10 CCTv,” ungkap Eka.
Untuk tahap awal, tambah Eka, pihaknya baru mengusulkan pengadaan 50 unit CCTv sesuai kemampuan keuangan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.
“Tahuh ini baru 50 unit CCTv. CCTv ini tediri dua jenis, pertama analitik untuk menganalisa dan yang kedua jenis biasa yang hanya bisa menampilkan gambar,” jelas dia.
Pada kegiatan ini para pemangku kepentingan dan Assosiasi yang diundang dibagi dalam beberapa kelompok, APTIKOM Riau dapat tugas untuk memberikan masukan pada “Smart Mobility”.
Pengertian Smart mobility (pergerakan yang pintar) adalah sistem pergerakan yang memungkinkan pencapaian tujuan dalam hal ini transportasi dengan pergerakan sesedikit mungkin (less mobility), dengan hambatan serendah mungkin (move freely) dan waktu tempuh sesingkat mungkin (less travel time). Kata lainnya smart mobility adalah sebuah konsep pemanfaatan teknologi dalam bidang transportasi secara berkelanjutan dengan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi serta kecelakaan berkendara yang berpotensi di timbulkan.
Konsep smart mobility ini memiliki karakteristik dengan memanfaatkan solusi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) ,terintegrasi, berkesinambungan dan aman.
Beberapa penerapan smart mobility yang saat ini menjadi trend diantaranya, integrasi multimoda yang nyaman, aman dan berkelanjutan dengan dukungan teknologi ICT, sharing transportasi dengan orientasi mengurangi jumlah seat kosong, digital experience oleh masyarakat seperfi untuk ticketing, akses informasi, routing , map dan lainnya, informasi yang real time dan relevan misalnya soal jadwal, arus lalu lintas dan info incident.
Goal yang ingin dicapai dari pengembangan konsep smart mobility ini adalah tahun 2025 tercapai masyarakat yang merasa tidak perlu lagi memiliki kendaraan pribadi.
Sedangkan sasaran dari konsep Smart Mobility ini adalah mengatasi permasalahan transportasi, terutama transportasi publik. Salah satu contoh penerapan smart mobility, dibidang perparkiran jika dulu permasalah perparkiran di atur dengan alokasi slot parkir, pemberian karcis dan menggunakan juru parkir. Dengan konsep smart maka mulai digunakan teknologi mesin parkir baik dengan koin, online atau record yang termonitor dan tercatat waktu parkirnya.
Sedang di bidang traffic management maka yang semula pengaturan lalu lintas menggunakan traffic warden, sistem contra flow dan melalui pembatasan kendaraan dengan metode ganji genap dan three in one. Maka penggunaan solusi cerdasnya, pengaturan dilakukan dengan Electronik Road Pricing (ERP), pemasangan CCTV dan video analytic. Juga penggubaab ATMS dan Crow analytic dengan menggunakan LBS (data pengguna simcard). (admin)